Jakarta - Calon Presiden Partai Indonesia Sejahtera (PIS) Sutiyoso berharap dirinya bisa tampil menjadi capres alternatif ditengah para calon yang ada saat ini. Sutiyoso berpendapat rakyat sangat membutuhkan seorang pemimpin alternatif yang memilik pengalaman memimpin.
Hal tersebut dikatakannya pada wartawan di Bang Yos Center Jakarta, Rabu 12 November 2008. “Mencari seorang pemimpin di negeri yang bermasalah ini berbeda dengan mencari pemimpin di negeri yang sudah stabil. Obama 4 tahun di Menteng saja bisa jadi presiden Amerika, saya 13 tahun di Jakarta masak tidak bisa menjadi presiden Indonesia,”ujar mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Sutiyoso juga berharap partai politik cerdas dalam memilih capresnya dengan membuat kriteria bahwa seorang pemimpin harus jelas track recordnya, terpuji, punya pengalaman menjadi apa, mampu membuat keputusan yang cepat dan tepat.
“Kegagalan selama ini adalah kita tidak pernah melakukan kaderisasi. Kita harus menampilkan pemimpin muda dan berpengalaman seperti gubernur yang sudah terbukti berhasil. Di daerah saja bupati yang berhasil bisa menjadi seorang gubernur,”terangnya.
Adanya komunikasi dirinya dengan para capres militer seperti Wiranto dan Prabowo menurut Bang Yos hanyalah merupakan forum komunikasi biasa. Hal ini karena mereka memiliki latar belakang yang sama. “Sejauh ini yang dirinya lakukan hanya sebatas melakukan diskusi dengan Prabowo dan Wiranto. Jadi siapapun yang memiliki kesempatan akan kita dukung,”tukasnya.
Lebih lanjut Bang Yos mengatakan, adanya capres militer adalah konsekuensi dari demokrasi kita, dimana semua warga negara punya hak untuk memilih dan dipilih. Bang Yos tidak setuju jika kemudian UU Pilpres mengeluarkan persyaratan yang tinggi bagi capres. Baginya, itu bukan jawaban.
“Kita punya pengalaman dalam pemilu lalu yang aturannya lebih rendah hanya muncul 5 pasangan capres. Orang akan mengukur diri apakah memang mampu untuk menjadi presiden. Untuk itulah kita sepakat untuk mengajukan judicial review UU Pilpres ke Mahkamah Konstitusi. Namun kami masih menunggu sebab UU Pilpres sendiri belum disahkan oleh Presiden. Judicial Review ini sedang kami kordinasikan dengan beberapa pihak dan menunggu waktu yang tepat,”ungkapnya.
Menanggapi pertanyaan apakah dirinya bersedia menjadi wakil presiden jika memang dalam pilpres tidak memungkin bagi Bang Yos untuk menjadi Presiden, Bang Yos mengatakan hal tersebut akan ditentukan setelah pemilu legislatif mendatang.
“Barangkali nanti mendekati pemilu legislatif April mendatang, posisi saya sebagai capres bisa berubah. Namun saat ini saya masih menyatakan diri sebagai capres. Saya akan berfikir realistis, jika eskalasinya berubah saya akan menyesuaikan,”ujarnya. (Gahar).
Kamis, 20 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar